Al-Qur'an adalah kallamullah ,
yakni pedoman hidup manusia di alam semesta ini.
Kitab yang akan terjaga sampai hari kiamat, kitab petunjuk manusia.
Kali ini kita akan bermuzakarah ilmu tentang Analisis Karakter Diri Di Balik Juz Al Qur'an.
”Manusia makhluk misteri”
ungkapan ini menggambarkan bahwa manusia adalah makhluk dengan segala kompleksiti diri dan problematika hidupnya.
Mempelajari manusia memang tidak akan ada habisnya,
ketika kita menemukan jawaban tentang hakikat manusia akan muncul pertanyaan lainnya.
Begitu seterusnya hal itu sekaligus menegaskan betapa susahnya manusia mengetahui hakikat dirinya.
Sebagai makhluk yang sempurna dengan ”KASTA” tertinggi yang di sandangnya,
semakin menambah pelik dan tingkat kesulitan yang luar biasa dalam mempelajari ”siapa manusia?”
sebagai makhluk yang di angkat sebagai Khalifah di muka Bumi.
Keupayaan manusia dalam usahanya mengenal dan mencari jati dirinya sudah dimulai sejak zaman Yunani kuno. Bahkan, ada sebuah gambaran ketika manusia akan memasuki gerbang Dewa Apollo,
kita akan menjumpai sebuah gerbang yang tulisan pada gerbang itu memiliki arti
”Kenalilah Dirimu“. Juga ada ungkapan lain yang mengatakan.
”Siapa yang mengenal diri, maka akan mengenal Tuhan”.
atau di kalangan ilmuan Tasawuff famous dengan pepatah di bawah ini
MAN ARAFA NAFSAHU FAKAD ARAFA RABBAHU
(Barangsiapa Yang Mengenal Dirinya, akan Mengenal Allah Akan Dia)
MAN ARAFA = ADAM
NAFSAHU = ROH/JIWA/NAFSU
FAQAD ARAFA = ALLAH ITU
RABBAHU = ESA
Seperti Firman Allah dalam Al quran dalam Surah 33 ayat 72:-
"Sesungguhnya Kami Telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serta gunung ganang untuk memikulnya, maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya) dan pada ketika itu manusia dengan segala persediaan yang ada padanya sanggup memikulnya. Ingatlah sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak sepatutnya mereka lakukan"
Berdasarkan ayat inilah sifu selalu ulang di tribe ini,
BARANGAPA LAGI YANG KITA MAHU CARI,
SEGALA GALANYA ALLAH SUDAH SEDIAKAN BEKAL UNTUK KITA DI DUNIA INI.
HANYA KEBODOHAN, KEEGOOAN, KESOMBONGAN DAN KEJAHILAN KITA SAHAJA
YANG MEMBUATKAN HIDUP KITA TIDAK KETAHUAN.
Oleh kerana Amanah atau Rahsia Allah telah diterima,
maka adalah menjadi tanggungjawab manusia untuk tunaikan janjinya.
Amanah itu sudah tertulis di tapak tangan kanan 18 Asmaul Husna + tangan kiri 81 Asmaul Husna = 99 Asmaul Husna ini kena dijalin hubungan yang 1 utk disempurnakan.
NAFI 99 itu Kita Punya, ISBAT HANYA 1 iaitu Allah punya.
Dengan erti kata lain, tugas manusia adalah menjaga dan menjalin hubungannya dengan Tuan Empunya Rahsia setiap saat dan ketika.
Pelbagai kaedah dan cara telah di lakukan oleh manusia untuk mengenal siapa dirinya yang sebenarnya,
sudah banyak methodologi yang di ciptakan untuk membuat seseorang ”lebih” mengenal jati dirinya.
Namun semua itu menjadikan pertanyaan pada diri kita,
apakah sebuah pencarian hakikat diri ataukah menuruti rasa penasaran yang ada pada diri setiap manusia?
Apakah yang kita cari hanya mengikuti trend yang lagi marak tentang management diri, motivasi diri dan berbagai istilah yang lain?
… Semua jawaban tentunya akan terpulang pada diri kita masing-masing.
Diantara sekian banyak manfa’at yang dapat kita rasakan dari Kajian Format dan Struktur Al Qur’an adalah untuk mengenal siapa diri kita dan orang lain dengan memakai pendekatan variabel yang ada dalam Al Qur’an. Memang methodologi ini belum banyak di kenal sekalipun oleh umat Islam sendiri.
Seperti mana yang kita tahu begitu banyaknya methodologi untuk membantu manusia ”lebih” mengenal dirinya sendiri, mulai dari horoskop, Feng shui, Sanatan, primbon, dan lain-lain. Bahkan di antara umat Islam telah dan lebih akrab dengan methodologi atau kaedah tersebut yang jelas-jelas tidak Qur’ani dan Islami.
Banyak cara atau kaedah dalam mengetahui manusia berdasarkan sifat bawaan yang di milikinya.
Salah satunya adalah disiplin ilmu untuk mengenal dan mengetahui manusia yang kita kenal dengan ilmu Psikologi.
Lalu bagaimana Al Qur’an “menjawab tantangan” tentang betapa sulitnya manusia mencari dan menemukan hakikat dirinya?…
Al Qur’an adalah petunjuk sekaligus pedoman hidup manusia.
Bahkan tak jarang kita mengatakan bahwa Al Qur’an adalah sumber segala sumber Ilmu.
Tentunya ilmu tentang manusia, baik dari sifat dasar setiap individu dan permasalahan yang ada,
dapat diterangkan oleh Al Qur’an .
Ringkasnya, ilmu psikologi kemanusiaan mampu di jelaskan melalui Al Qur’an.
Ternyata setelah melalui pengkajian yang dalam selama bertahun-tahun,
melihat sebuah kolerasi yang luar biasa antara surah-surah atau variable yang ada pada Al Qur’an berkaitan dengan personliti dasar manusia, atau dengan kata lain, menemukan hikmah penyusunan Al Qur’an yang di bagi menjadi 30 JUZ. Bahawa setiap JUZ tersebut menjelaskan karakter dan personaliti setiap individu manusia.
Siapa sangka ternyata salah satu rahsia di balik surah, tanda ain, halaman Al Qur’an, halaman per JUZ dan variabel Al Qur’an lainnya dapat menjelaskan tentang karakter dasar manusia. Variabel-variabel itu sangat di perlukan dalam proses mengurai dan mengenali diri, semua itu tercakup dalam JUZ.
Demikianlah mukadimah dan informasi tentang Ciri-Ciri Karakter Diri Di Balik Juz Al Qur'an,
semoga bermanfaat bagi semua dan semoga kita mengambil pelajaran.
Dan sekali lagi
Terima kasih kerna sudi berkunjung disini, dan ikuti update terbaru tentang belajar Numerikal Al-Qur'an.