Karakter orang berjuzuk 21


KARAKTER ORANG BERJUZUK 21

Seorang juz 21 lebih mendahulukan berbicara ketimbang berpikir. Pembicaraan seorang juz 21 pada umumnya muncul sebagai aktualisasi rasa keakuannya

Kerana itu, seorang juz 21 pada saatnya akan menjadi orang yang merindukan jati diri, atau penjelasan dan pemikiran tentang dunia sejati; siapa sesungguhnya hakikat diri kita ini.

Berhadapan dengan seorang juz 21, sebaiknya yang didahulukan rasa ”hormat”. Artinya, sebaiknya yang disentuh terlebih dahulu jangan egonya, melainkan jati dirinya, sehingga ia akan tersentuh dirinya sebagai seorang yang dapat menghargai batas dan taraf orang lain. Jika tidak demikian, maka boleh jadi ia akan menampakkan rasa keakuannya sehingga dapat mengganggu proses komunikasi

Surah yang Ke 21 Adalah Al-Anbiyya yang bererti Para Nabi. Sebagaimana para Nabi, orang yang membawa karakter juz 21 di bekali potensi diri dan kemampuan untuk memimpin komunitinya, atau setidak-tidaknya kata-katanya selalu menjadi sumber inspirasi pada tujuan yg hendak di capai.

Selain daripada itu orang yang membawa karakter juz 21 juga sering diliputi rasa ragu-ragu dalam membuat sesuatu keputusan, kata-katanya mudah berubah-ubah. Boleh dipastikan pengaruhnya secara langsung dirasakan oleh orang-orang yang dipimpinnya, karena mereka akan berpegang pada apa yang telah dikatakan dan diputuskannya. Namun kewajiban para Nabi hanya menyampaikan risalah (misi, tugas) yang diberikan kepadanya, selebihnya mereka serahkan sepenuhnya kepada Dzat yang mengutusnya Allah Swt.

Hal inilah yang mengakibatkan dia bersikap tidak peduli terhadap lingkungannya, ketika dia merasa sudah melakukan sesuatu yang menurutnya harus dilakukan. Atau boleh dikatakan demi menjaga “kepentingannya” dia tidak ada belas kasihan dan acuh tak acuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya.

Di sudut lain jika masalah yang sangat pelik menerpanya, dia akan goyah secara mental atau mudah stress. Di dalam situasi inilah dia memerlukan seseorang yang bersedia untuk mendengar keluh kesahnya atau tempat curahan hati. Layaknya para nabi, ketika kaumnya mendustakannya, dia akan mengadukan hal tersebut kepada kekasihnya, tak lain ALLAH SWT.

Juz 21 diawali oleh surat ke-29 (al-Ankabut) ayat 25, yang ertinya laba-laba. Seekor labah-labah biasanya menggunakan rumah atau hasil karyanya sebagai alat untuk menjaring binatang lain sebagai mangsa. Ini bererti bahawa seorang juz 21 memiliki kemampuan untuk membuat jaringan persahabatan sebanyak mungkin. Orang lain dianggap memiliki potensi untuk dijadikan sebagai ”kawan bertanding” (sparring partner). Dengan kata lain, makna seorang kawan baginya ”lawan-bertanding. Kekuatan lain dari Juz 21 adalah kemampuan membangun jaringan serta melobi yang cukup baik, sayang dan peduli kepada keluarga, menyukai eksplorasi, bijak didalam menghadapi berbagai hal, kritis dan terbuka.

Namun demikian, dia sangat mudah bergaul (friendly) dan cepat berintegrasi di lingkungan manapun. Ia bukan jenis inferior atau introvert (tertutup), melainkan jenis orang yang terbuka (extrovert). Surat al-Ahzaab (bersekutu), bagi dirinya juga bererti kecenderungan untuk memiliki kawan sebanyak mungkin. Tetapi kalau boleh, betapapun hebatnya seorang kawan, jangan sampai ia mampu ”mengangkangi” dirinya. Malah sebaliknya, dialah yang merasa mampu menundukkan kawan bergaulnya. Ia harus merasa lebih dalam segala hal dari kawan lain. Dialah seorang yang paling tidak senang bila melihat orang lain lebih pada dia. Paling tidak, ia harus merasa sama dengan orang lain.

Pada Juz 21 terdapat 5 surah, yang pertama Al-Ankabut yang artinya Laba-laba. 
Laba-laba merupakan binatang yang lebih di kenal dengan jarring-jaringnya. Setelah memasangnya, selanjutnya dia cenderung menunggu sampai ada binatang yang terjerat di dalamnya. Artinya orang yang berjuz 21 sabar menunggu peluang-peluang yang menguntungkannya. Dia begitu optimis bahwa peluang akan menghampirinya.

Jumlah ayat dari Surat Al-Ankabuut yang terdapat di juz 21 adalah 25 ayat yang merujuk pada surah Al-Furqon dalam urutan surah Al-Quran. Dalam melihat sebuah permasalahan orang yang berjuz 21 terkesan agak kaku, sebab yang tergambar dipikirannya adalah salah dan benar, Hitam dan Putih. Dia juga jenis orang yang terbiasa fokus pada suatu permasalahan, ertinya konsentrasinya mudah hilang jika harus mencampur-adukan berbagai masalah. Sarang laba-laba boleh ada di mana saja, namun kadang kala kita tidak menemukan laba-laba tersebut, artinya seorang juz 21 mudah bosan dengan rutin yang sama dan itu-itu saja. Dia akan meninggalkan begitu saja sesuatu yang sudah tidak menguntungkan baginya. Dia mudah membuat jaringan, namun sering kali meninggalkan jaringan yang sudah di buatnya.

Surat al-Ahzaab dalam juz 21 hanya 30 ayat. 
Ini juga merupakan kata kuncinya, bahawa betapapun banyaknya kawan yang dapat diraih oleh seseorang, tetap hanya akan mencapai 30 macam jenis orang, yaitu 30 juz (juz 1 sampai juz 30).

Sebaliknya, seorang juz 21 jangan didekati dengan pendekatan ”hantam-kromo” atau bernada merendahkan. Sebab, ketika ia tahu dirinya ”direndahkan” atau ”diliciki”, maka ia akan dapat berbuat lebih licik. Ia dapat membalas dua kali lebih dasyat dari yang ia terima. Pendek kata, ia tidak mahu kalah atau dikalahkan. Dalam pergaulan hidup sehari-hari, yang baginya merupakan ajang sparring partner, tersembunyi suatu sikap ”saya datang dan saya menang”. Tetapi ini terjadi bila surat ar-Ruum berperan sangat aktif dan dominan dalam dirinya.

Surah yang kedua iaitu Surah Ar-Ruum yang berarti Bangsa Romawi. 
Sejarah telah menceritakan bahawa bangsa Romawi adalah bangsa yang besar dan sangat berkuasa, waktu itu tidak ada satupun Negara di dunia ini yang sanggup mengalahkannya.

Ar-Ruum merupakan surah penuh di juz 21, artinya tidak terpisah atau terbahagi dengan juz sebelum atau sesudahnya. Dia adalah jenis orang yang sulit untuk mengalah dalam segala hal. Entahlah ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya susah untuk menerima jika ada orang lain berada di atasnya, dia harus beda dan selalu di atas. Hal ini terjadi bila Ar-Ruum dalam dirinya menonjol atau dominan. Dengan ungkapan lain, dia bisa menjadi seorang yang egois. Hal ini pula membuatnya orang yang sombong dan penuh ke"AKU"an.

Seperti dalam kisah, bangsa Romawi merupakan bangsa yang selalu intervensi dan tidak mahu kalah dalam berperang. Seorang juz 21 pun secara psikologis mewarisi karakter surat ar-Ruum, yang selalu merasa gagah dan mampu bertanding. Ia memiliki seribu satu cara untuk memenangkan dirinya dalam bertanding dengan orang lain. Dialah sosok seorang yang memiliki ”kecerdikan” dan sekali- gus ”kelicikan” luar biasa, bagaikan seorang Abu Nawas dari Baghdad. Atau, jika ia bermain politik, bisa jadi seperti seorang Machiavelis dari Perancis, yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan politiknya

Memang tidak setiap saat egoisme seorang juz 21 muncul. Rasa keakuan diri yang begitu mudah terangkat, akan muncul apabila tiba-tiba ia mendapatkan serangan atau celaan dari orang lain. Tetapi, egoisme seorang juz 21 tidak akan muncul apabila ia didekati dengan pendekatan yang low-profil. Ia pasti akan luluh hati dan pikirannya, apabila didekati secara rendah hati.

Bangsa Romawi senantiasa memperluas daerah jajahannya, artinya orang juz 21 tidak akan pernah puas dengan apa yang di milikinya. Dia akan selalu berusaha menambah apa yang telah di miliknya. Atau dengan kata lain, dia tidak pernah merasa cukup atau puas dengan keadaan dirinya sekarang.

Total surah Ar-Ruum pada juz 21 berjumlah 60 ayat, jika kita konversikan ke urutan surah di Al-Quran maka jatuh di surah Al-Mumtahanah yang berarti perempuan yang di uji, maknanya adalah di kala berbicara dengan orang lain, orang yang berjuz 21 kelihatan seperti menguji, padahal tidak ada maksud sedikitpun dari dirinya untuk berbuat demikian.

Bila kita perhalusi, kedua-dua surah tersebut sangatlah berhubungkait, bangsa romawi adalah bangsa yang tidak mudah di kalahkan, sejarah mencatat bahawa mereka kalah oleh seorang perempuan, yaitu Cleopatra. Dalam kehidupan seorang juz 21 akan selalu mendapatkan ujian dari wanita ( Al-mumtahanah ). Dia mudah mencintai seorang wanita, apapun akan dia berikan untuk membahagiakan wanita pujaannya dan menjaganya.

Surah yang ke tiga adalah Surah Luqman yang bererti Luqman, salah seorang hamba Allah swt, yang terkenal Bijak Lestari, maknanya orang yang berjuz 21 bisa bersikap BIJAK dalam menyikapi berbagai permasalahan yang di hadapinya. Sebuah hal yang kontradiktif bila di bandingkan dengan uraian surah Ar-Ruum di atas. Justru inilah yang menarik pada diri orang yang berjuz 21, ada dua kutub yang terlihat sekilas berlawanan, namun kalau kita amati lebih jauh, kita akan menemukan hikmah di baliknya, yaitu keadilan dan kemaha kuasaan ALLAH SWT dalam menciptakan manusia. 

Jika dia ciptakan makhluk yang di klaimNya sebagai “yang paling bagus bentuknya”, mempunyai kelebihan, maka di sisi lain, Dia sertakan pula kelemahannya, agar seimbang. Selain itu terbukti urutan surah-surah Al-Quran adalah Tauqify yaitu ketetapan dari Nabi Saw, dan tidak sembarangan. Boleh dibayangkan jika salah satu surah yang ada di juz 21 terletak di juz berikutnya 22, maka dapat di pastikan tidak akan di dapatkan uraian di atas, selain itu Surah Luqman ini sebagai peredam sisi buruk dari surah Ar-Ruum.

Surah Luqman di mulai dari ayat 1 sampai 34 jadi totalnya 34, angka 34 mengingatkan kita pada surah Saba yang berarti kaum pencari. Seperti karakter juz sebelumnya 20, orang yang berjuz 21 juga pantang melihat peluang-peluang yang menguntungkannya. Surah Saba ini membuatnya gemar mencari dan mempelajari sesuatu yang di rasa kurang dalam dirinya.

Surah yang ke empat yaitu Surah As-Sajdah yang artinya sujud atau batasan. 
Inilah yang harus disadari dan dimengerti oleh seorang yang membawa karakter juz 21, di kala Ar-Ruum dominan pada dirinya, dia sering kali terlena dan lupa bahawa manusia diciptakan Allah swt, serba terbatas. Kenapa As-Sajdah di hubungkan dengan Ar-Ruum, kerana total ayat Surah As-Sajdah berjumlah 30 ayat yang merujuk pada surah Ar-ruum. Karena pengaruh surah As-Sajdah inilah kadang kala dia merasa kemampuan yang dimiliknya terbatas atau tidak percaya diri. Atau paling tidak suka dibatasi gerak-gerinya, pasalnya dia termasuk orang yang menyukai kebebasan. Surah ini pulalah yang membuatnya terkadang merasa kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya.

Ketika surat ar-Ruum tidak lagi dominan dalam dirinya, maka boleh jadi surat as-Sajdah akan berperanan aktif. Bila ini terjadi, maka ia akan menjadi seorang yang bersikap sangat demokratis, menghargai batas-batas dirinya serta hak-hak orang lain. As-Sajdah berarti tempat bersujud, atau sajadah. Betapapun luasnya lantai masjid, sajadah hanya selembar kain yang hanya cukup untuk bersujud. Sajadah berarti batas, hak kepemilikan atau penggunaan. Implikasi surat as-Sajdah bagi seorang juz 21 bahwa ia menjadi seorang yang amat menghargai perbedaan orang lain. Ia menyadari betul haknya, sehingga ia benar-benar merasa tulus untuk memegang haknya, atau ketika ia harus membantu orang lain. Bahkan apabila ia merasa bersalah, tidak segan-segan untuk segera meminta maaf.

Surat as-Sajdah yang berarti batas kepemilikan dan hak kedirian, didukung oleh surat sebelumnya, yaitu surat Luqman. Makna surat ini bagi seorang juz 21 kearifan. Kearifan seorang juz 21 suatu saat pun muncul, yang biasanya diekspresikan dalam bentuk sumbangan pemikiran atau nasihat secara tulus kepada orang lain. Dalam al- Quran, Lukman bukanlah seorang Nabi melainkan seorang arif, yang memberikan fatwa dan nasihat moral kepada anak-anaknya. Seorang juz 21, apabila surat Luqman begitu menonjol, secara tulus akan memberikan semangat atau nasihat serta dorongan moral; kepada partnernya.

Seorang juz 21 pada umumnya memiliki kekuatan dan kecakapan verbal yang begitu tinggi. Ia tidak akan merasa puas untuk berbicara hingga berjam-jam lamanya. Bahkan ia mampu untuk melayani segala macam tema pembicaraan. Dan jangan heran, jika ia kemudian selalu berkemampuan untuk menguasai (mendominasi) pembicaraan dalam suatu forum.

Seorang juz 21 memiliki kecekapan untuk melakukan analisis ulang. Ia memiliki kemampuan untuk berfikir secara logis dan rasional, tetapi sekaligus pemikirannya dapat cepat berubah. Hari ini dia berpikir A, boleh saja besok hari ia berpikir B, dan tak ada beban baginya. Ia memang memiliki kecepatan logik, tetapi sewaktu-waktu fikirannya dapat berubah.

Kerana itu, ia mampu berfikir problematik. Sesuatu yang oleh orang lain tidak menjadi masalah, baginya boleh dianalisis sehingga menjadi satu permasalahan. Tetapi ada kecenderungan yang begitu kuat, bahawa dirinya merasa tahu banyak hal. Dengan bahasa lain, untuk membahas pendapat orang lain, meskipun informasi yang ia miliki hanya sedikit. Hanya kecekapan analitikal dan retorik (verbal) yang ia miliki, membuat seolah ia menjadi seorang yang tahu banyak masalah.

Sifat kontradiktif dalam diri seorang juz 21 terletak pada tarik-menarik antara surat ar-Ruum di satu pihak, yang cenderung egois dan ”maunya menang”, dengan surat as-Sajdah dan Luqman di lain pihak yang cenderung ”merendah-diri”. Oleh karena itu, seorang juz 21 pada umumnya bersifat labil, mudah berubah. Di samping itu, awal juz 21 bukanlah awal surat, dan akhir juz juga bukan akhir surat. Profil juz semacam ini cenderung mencerminkan seorang peribadi yang relatif tidak tetap pendirian.

Surah yang terakhir adalah  Surah Al-Ahzab yang artinya Golongan yang bersekutu. Maknanya orang yang berjuz 21 adalah jenis orang yang jika mempunyai masalah justru mencari dan terjun dalam keramaian. Dia memerlukan partner atau teman untuk melakukan dan mewujudkan idenya. Dari sini boleh di ketahui orang bahawa ia juga mempunyai sifat tidak percaya diri. Ayat Al-Ahzab yang terdapat pada juz 21 juga berjumlah 30 ayat. Ini membuktikan bahawa jika orang berjuz 21 boleh melibatkan dan merangkul banyak pihak ( Al-Ankabuut, jaringan atau network), maka Ar-ruum boleh berbalik menjadi positif. Karena seberat apapun sebuah pekerjaan, jika di lakukan bersama-sama akan menjadi ringan. Dia juga suka berkelompok atau membentuk sebuah organisasi.

Popular Posts